top of page

Strategi Mengelola Keuangan di Tengah Tren Konsumtif Generasi Muda



Generasi muda, terutama Millennials dan Gen Z, menghadapi tantangan unik dalam mengelola keuangan di tengah tren konsumtif. Gaya hidup yang menekankan kenyamanan, pengalaman, dan pengaruh media sosial sering kali membuat prioritas keuangan menjadi kabur. Jadi, bagaimana kamu bisa tetap menikmati hidup tanpa melupakan pentingnya mengelola keuangan dengan bijak? 


Pola Konsumsi Generasi Muda

Memahami pola konsumsi jadi penting jika kamu akan membangun strategi untuk mengatasinya. Mari kita lihat tren konsumsi generasi muda mencakup millennial dan gen z. 


Pengeluaran untuk Kebutuhan Non-Esensial

Banyak generasi muda mengalokasikan pendapatan mereka untuk barang atau pengalaman yang tidak sepenuhnya diperlukan, seperti makan di restoran, hiburan, atau perjalanan. Data menunjukkan bahwa sekitar 54% hingga 55% 


Millennials dan Gen Z memiliki kecenderungan untuk membelanjakan uang mereka pada hal-hal yang memberikan kesenangan instan. Pola ini sering kali mengorbankan alokasi dana untuk kebutuhan jangka panjang, seperti tabungan atau investasi.


Belanja non-esensial ini sering kali diperparah oleh kemudahan akses ke layanan seperti e-commerce yang memberikan kemudahan bertransaksi hanya dengan beberapa klik. Misalnya, flash sale atau penawaran diskon besar-besaran menjadi godaan yang sulit dihindari, terutama ketika belanja online memberikan pengalaman pembelian yang instan.


Teknologi dan Kemudahan

Generasi muda sangat bergantung pada teknologi untuk kemudahan hidup mereka. Penggunaan e-wallet, aplikasi belanja online, dan pembayaran digital menjadi bagian tak terpisahkan dari gaya hidup mereka. 

Sebagai contoh, lebih dari 44% Millennials menggunakan e-wallet untuk transaksi sehari-hari. Meskipun praktis, kemudahan ini juga meningkatkan risiko pengeluaran berlebihan karena kurangnya kontrol manual atas transaksi.


Tidak hanya itu, teknologi juga mempermudah akses kredit yang cepat melalui fitur pay later. Meskipun terlihat menguntungkan, fitur ini dapat menjadi jebakan jika tidak dikelola dengan baik, karena mendorong konsumsi tanpa perencanaan matang.


Pengaruh Media Sosial

Media sosial seperti Instagram dan TikTok memiliki pengaruh besar terhadap keputusan pembelian generasi muda. Rekomendasi algoritmik dan ulasan produk dari influencer sering kali membuat mereka melakukan pembelian impulsif. Bahkan, sekitar 50% Gen Z mengaku mengikuti saran pembelian yang muncul di platform tersebut.


Selain itu, gaya hidup yang ditampilkan di media sosial sering kali menciptakan tekanan sosial untuk mengikuti tren. Misalnya, "FOMO" (Fear of Missing Out) mendorong individu untuk membeli barang atau pengalaman tertentu agar merasa relevan dengan lingkungannya. Hal ini menambah tekanan pada anggaran mereka yang seharusnya dialokasikan untuk hal-hal penting.


Tantangan Perencanaan Keuangan

Meski memiliki kecenderungan untuk belanja, banyak generasi muda menghadapi kesulitan dalam perencanaan keuangan. Minimnya tabungan dan investasi jangka panjang sering kali menjadi penyesalan di kemudian hari. Ini menggarisbawahi pentingnya merancang strategi keuangan sejak dini agar masa depan finansial lebih stabil.


Menurut survei, sebagian besar individu dari generasi muda cenderung menunda investasi dengan alasan penghasilan yang dianggap belum cukup besar. Padahal, dengan memulai investasi lebih awal, mereka bisa memanfaatkan efek bunga majemuk untuk membangun kekayaan jangka panjang.


Strategi Mengelola Keuangan yang Efektif

Ini strategi yang bisa kamu terapkan untuk mengatasi keinginan konsumsi yang tinggi.


1. Membuat Anggaran yang Realistis

Langkah pertama untuk mengelola keuangan adalah membuat anggaran yang realistis. Kamu harus mengkategorikan pendapatan dan pengeluaranmu, serta membedakan antara kebutuhan dan keinginan. 

Misalnya, anggarkan persentase tertentu untuk kebutuhan primer seperti makan dan transportasi, serta tetapkan batasan untuk hiburan atau belanja. Dengan menggunakan aplikasi anggaran, kamu bisa melacak pengeluaran secara real-time dan menetapkan batasan untuk kategori tertentu. Langkah ini membantu kamu membuat keputusan keuangan yang lebih bijak.


Anggaran yang baik juga sebaiknya fleksibel. Jika kamu menghadapi situasi mendesak, seperti kebutuhan medis atau biaya tak terduga lainnya, pastikan anggaran tersebut bisa disesuaikan tanpa mengganggu alokasi utama seperti tabungan atau investasi.


2. Memprioritaskan Tabungan dan Investasi

Salah satu cara terbaik untuk mempersiapkan masa depan adalah dengan memprioritaskan tabungan dan investasi. Sisihkan sebagian pendapatanmu setiap bulan untuk dana darurat atau investasi. 

Jika memungkinkan, manfaatkan fitur auto-debit untuk secara otomatis mentransfer sebagian gajimu ke rekening tabungan atau investasi. Strategi ini memastikan konsistensi dan mengurangi godaan untuk membelanjakan uang tersebut.


Tabungan dan investasi juga membantu menciptakan rasa aman finansial. Misalnya, dengan memiliki dana darurat sebesar tiga hingga enam kali pengeluaran bulanan, kamu bisa menghadapi situasi tak terduga tanpa harus berutang. Sementara itu, investasi seperti reksa dana atau saham membantu mempercepat pertumbuhan aset jangka panjang.


3. Menghindari Pembelian Impulsif

Pembelian impulsif sering menjadi penyebab utama kebocoran anggaran. Untuk mengatasinya, terapkan periode tunggu sebelum membeli barang yang tidak penting. 


Misalnya, tunggu 24 jam sebelum memutuskan membeli sesuatu secara online. Langkah sederhana ini memungkinkan kamu untuk mengevaluasi apakah pembelian tersebut benar-benar diperlukan. Selain itu, hapus informasi pembayaran yang tersimpan di platform belanja untuk menambahkan langkah ekstra sebelum menyelesaikan transaksi.


Cobalah membuat daftar belanja sebelum melakukan transaksi, baik online maupun offline. Dengan daftar ini, kamu bisa lebih fokus pada kebutuhanmu dan menghindari godaan untuk membeli barang yang tidak direncanakan.


4. Meningkatkan Literasi Keuangan

Pendidikan keuangan adalah kunci untuk membuat keputusan finansial yang lebih baik. Kamu bisa mengikuti kursus online, membaca blog keuangan, atau mendengarkan podcast yang fokus pada strategi pengelolaan uang. 


Dengan memahami produk keuangan, peluang investasi, dan cara mengatur anggaran, kamu dapat mengoptimalkan pengelolaan keuanganmu. Misalnya, pahami keuntungan dari reksa dana atau deposito berjangka untuk memulai investasi kecil-kecilan.


Selain itu, jangan ragu untuk berdiskusi dengan teman atau keluarga yang lebih berpengalaman dalam mengelola keuangan. Wawasan mereka bisa menjadi referensi tambahan untuk menghindari kesalahan umum dalam mengatur uang.


5. Menetapkan Tujuan Keuangan yang Jelas

Menetapkan tujuan keuangan adalah langkah penting untuk menjaga motivasi dan disiplin. Tentukan apa yang ingin kamu capai, baik itu membeli rumah, memulai bisnis, atau pensiun dini. 


Bagi tujuan besar ini menjadi beberapa langkah kecil agar lebih mudah dicapai. Misalnya, jika kamu ingin menabung Rp100 juta dalam tiga tahun, tetapkan target bulanan sebesar Rp2,8 juta.


Visualisasikan tujuanmu dengan menuliskannya di tempat yang mudah terlihat. Hal ini akan membantumu tetap fokus pada prioritas keuanganmu. Selain itu, gunakan aplikasi pelacak untuk memantau progres secara rutin.


6. Konsumsi dengan Bijak

Mengonsumsi secara bijak berarti memikirkan dampak pembelianmu terhadap lingkungan dan nilai jangka panjang dari barang tersebut. Hindari barang yang hanya memberikan kepuasan sementara dan prioritaskan produk berkualitas tinggi yang lebih tahan lama. Sebagai contoh, daripada membeli pakaian murah yang cepat rusak, pilih produk dengan bahan yang lebih baik meskipun harganya sedikit lebih mahal.


Bijak dalam mengonsumsi juga berarti mempertimbangkan dampak sosial dari pengeluaranmu. Pilihlah merek yang mendukung keberlanjutan atau memiliki nilai etis yang sejalan dengan prinsip hidupmu.


7. Mendapatkan Saran Keuangan Profesional

Jika kamu merasa kesulitan mengatur keuangan sendiri, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional. Mereka dapat membantumu merancang rencana keuangan yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuanmu. Pilih penasihat yang berpengalaman dalam menangani generasi muda agar strategi yang diberikan relevan dengan tantangan finansial yang kamu hadapi.


Seorang profesional juga dapat membantu mengidentifikasi peluang investasi yang mungkin tidak kamu sadari, serta memberikan panduan untuk mengoptimalkan pengelolaan aset.


Akhir Kata

Mengelola keuangan di tengah tren konsumtif bukanlah hal yang mudah, tetapi dengan strategi yang tepat, kamu bisa mengendalikan pengeluaran tanpa harus mengorbankan gaya hidup. Mulai dari membuat anggaran hingga meningkatkan literasi keuangan, setiap langkah kecil yang kamu ambil dapat membawa perubahan besar pada stabilitas finansialmu. Jangan lupa, untuk transaksi yang lebih praktis dan aman, gunakan Kartu Kredit Nex card. Nex card adalah solusi tepat bagi kamu yang ingin menjaga keuangan tetap terkontrol sambil menikmati manfaat transaksi digital.



nex card

Comentarios


Punya pertanyaan lain yang belum terjawab?

Hubungi kami melalui WhatsApp di +6282258011386 atau melalui e-mail kami di cs@nexapp.co

PT. Nex Teknologi Digital © 2025 PT Nex Teknologi Digital.
 All rights reserved.

Nex App adalah Super App Finansial di bawah naungan PT Nex Teknologi Digital yang terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di bawah izin Inovasi Teknologi Sektor Kuangan.

 

Kartu kredit co-branding diterbitkan oleh bank penerbit yang terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan bekerjasama dengan PT Nex Teknologi Digital dan jaringan Mastercard/VISA.

 

Rekening tabungan Nex Account bermitra dengan PT Bank Sahabat Sampoerna (BSS) dan PT Bank Perkreditan Rakyat Xen (BPR Xen). Kedua bank terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), serta merupakan bank peserta penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Pendaftaran Nex Account saat ini tersedia melalui akses terbatas.

bottom of page