top of page

Panduan Menghindari FOMO Finansial dalam Tren Gaya Hidup



FOMO atau "Fear of Missing Out" telah menjadi fenomena yang memengaruhi keputusan finansial banyak orang. Tekanan sosial untuk mengikuti tren gaya hidup, seperti perjalanan mewah, makan di restoran mahal, atau memiliki barang-barang branded, sering kali membuat kamu mengabaikan tujuan keuangan jangka panjang. 


Lalu, bagaimana cara kamu menghindari jebakan ini tanpa merasa kehilangan pengalaman hidup? Artikel ini memberikan strategi praktis untuk melindungi keuanganmu dari tekanan sosial dan tren konsumtif.


Apa itu FOMO Finansial dan Dampaknya

FOMO finansial adalah rasa takut ketinggalan tren atau pengalaman yang dipicu oleh pengaruh sosial, terutama dari media sosial. Ketika teman-temanmu membagikan foto liburan mewah atau gadget terbaru, mudah sekali merasa tertinggal. 


Namun, jika dibiarkan, FOMO ini dapat membawa konsekuensi serius, seperti:

  • Pengeluaran Berlebihan – Kamu cenderung membeli barang-barang atau pengalaman yang sebenarnya tidak kamu butuhkan hanya untuk "tetap relevan."

  • Utang yang Bertambah – Membiayai gaya hidup ini sering kali menggunakan kartu kredit atau pinjaman, yang bisa menyebabkan beban utang.

  • Stres Finansial – Tekanan untuk mengikuti tren dapat mengurangi kepuasan terhadap pencapaian finansialmu sendiri.


Strategi Menghindari FOMO Finansial

Jangan sampai kamu mengadopsi pola hidup konsumtif hanya karena FOMO. Ini strategi untuk menghindarinya! 


1. Tetapkan Tujuan Keuangan yang Jelas

Langkah pertama untuk melawan FOMO adalah menetapkan tujuan keuangan yang spesifik. Identifikasi apa yang benar-benar penting bagi kamu, seperti membeli rumah, memulai bisnis, atau menabung untuk pensiun. Dengan tujuan yang jelas, kamu akan lebih fokus pada apa yang benar-benar berarti dibandingkan tren sementara.


Gunakan alat bantu seperti aplikasi pelacak tujuan keuangan atau buat papan visi (vision board) yang menampilkan impianmu. Misalnya, jika tujuanmu adalah menabung Rp50 juta dalam setahun, tuliskan angka tersebut dan pantau kemajuanmu setiap bulan.


2. Terapkan Pola Konsumsi yang Bijak

Mindful spending atau konsumsi bijak adalah tentang menyelaraskan pengeluaran dengan nilai dan kebutuhanmu. Sebelum membeli sesuatu, tanyakan pada dirimu sendiri: "Apakah ini benar-benar penting? Apakah ini sejalan dengan tujuan keuangan saya?"


Gunakan aturan "48 jam" sebelum memutuskan pembelian yang tidak mendesak. Tunggu dua hari untuk mengevaluasi apakah barang tersebut benar-benar kamu perlukan atau hanya sekadar dorongan impulsif. Selain itu, kategorikan pembelianmu ke dalam "kebutuhan," "keinginan," dan "kemewahan" untuk membantu membuat keputusan yang lebih baik.


3. Alokasikan Anggaran untuk Hiburan

Menghindari FOMO bukan berarti kamu harus sepenuhnya berhenti menikmati hidup. Tetap sisihkan sebagian anggaran untuk kesenangan, tetapi pastikan itu berada dalam batas yang wajar. Gunakan metode 50/30/20, di mana 50% untuk kebutuhan, 30% untuk keinginan, dan 20% untuk tabungan serta pelunasan utang.


Misalnya, jika penghasilanmu Rp10 juta per bulan, alokasikan Rp3 juta untuk hiburan dan keinginan. Dengan anggaran ini, kamu masih bisa menikmati gaya hidup tanpa merasa bersalah atau merusak keuangan.


4. Batasi Paparan Media Sosial

Media sosial adalah salah satu pemicu terbesar FOMO. Cobalah untuk membatasi waktu yang kamu habiskan di platform ini, terutama jika itu membuatmu merasa kurang puas dengan hidupmu sendiri. Unfollow akun-akun yang mendorong konsumsi berlebihan atau membandingkan hidupmu dengan orang lain.


Sebaliknya, ikuti akun-akun yang menginspirasi gaya hidup minimalis atau literasi keuangan. Konten-konten ini dapat membantumu mengubah pola pikir dari konsumtif menjadi lebih bijak dalam mengelola keuangan.


5. Syukuri Apa yang Kamu Miliki

Melatih rasa syukur adalah cara efektif untuk melawan FOMO. Ketika kamu fokus pada apa yang sudah kamu miliki, dorongan untuk membandingkan diri dengan orang lain akan berkurang. 


Buat kebiasaan mencatat tiga hal yang kamu syukuri setiap hari, baik itu pencapaian finansial kecil maupun hal sederhana seperti kesehatan atau hubungan yang baik.


Dengan bersyukur, kamu akan lebih menghargai proses perjalanan keuanganmu sendiri tanpa merasa terbebani oleh standar orang lain.


6. Bangun Jaringan Dukungan

Lingkungan sosial memiliki peran besar dalam membentuk kebiasaan keuanganmu. Dikelilingi oleh orang-orang yang memiliki nilai yang sama tentang keuangan dapat membantu kamu tetap disiplin. Cari teman atau komunitas yang mendukung gaya hidup hemat, seperti grup diskusi keuangan atau forum investasi.


Misalnya, bergabunglah dengan komunitas online yang membahas frugal living atau strategi menabung. Dari sini, kamu bisa mendapatkan tips, motivasi, dan dukungan untuk tetap konsisten dengan tujuanmu.


Cara Mengatasi Tekanan Sosial untuk Konsumsi

Ada alternatif ikut tren tanpa harus mengorbankan kesehatan finansialmu. Apa saja caranta?


1. Rencanakan Aktivitas dengan Biaya Rendah

Alih-alih merasa tertekan untuk mengikuti kegiatan mahal, tawarkan alternatif yang lebih terjangkau kepada teman-temanmu. Misalnya, daripada makan malam di restoran mahal, usulkan acara masak bersama di rumah. Atau, ganti rencana liburan mewah dengan piknik sederhana di taman kota.


Dengan menawarkan solusi kreatif, kamu tetap bisa menikmati waktu bersama tanpa melampaui anggaran.


2. Belajar Mengatakan "Tidak"

Menolak ajakan atau tawaran yang tidak sesuai dengan prioritas keuanganmu adalah hal yang wajar. Kamu tidak perlu merasa bersalah ketika menolak sesuatu yang bisa merugikan keuanganmu. Latih dirimu untuk berkata, "Saya sedang fokus menabung untuk sesuatu yang penting saat ini," atau "Bisakah kita mencoba kegiatan yang lebih sederhana?"


Menetapkan batasan adalah tanda bahwa kamu menghargai tujuan finansialmu.


3. Gunakan Alat Pembatas Pengeluaran

Teknologi bisa menjadi sekutumu dalam mengelola keuangan. Misalnya, gunakan rekening terpisah untuk pengeluaran hiburan agar kamu tidak secara tidak sengaja menggunakan uang yang seharusnya dialokasikan untuk kebutuhan primer atau tabungan.


Selain itu, hindari menyimpan informasi kartu kredit di platform belanja online. Hal ini membuat proses pembelian menjadi lebih sulit, sehingga memberi waktu tambahan untuk mempertimbangkan pembelian.


4. Pelajari Literasi Keuangan

Semakin kamu memahami cara kerja uang, semakin kecil kemungkinan kamu terpengaruh oleh FOMO. Bacalah buku tentang keuangan, seperti "The Psychology of Money" oleh Morgan Housel, atau ikuti kursus online tentang pengelolaan keuangan pribadi. Pengetahuan ini tidak hanya membantu kamu membuat keputusan yang lebih baik, tetapi juga memberikan rasa percaya diri dalam mengatur keuanganmu.


5. Lacak Perkembangan Finansial

Pantau pencapaian keuanganmu secara berkala untuk melihat progres yang sudah kamu buat. Gunakan aplikasi pelacak keuangan seperti Mint atau YNAB untuk memvisualisasikan pertumbuhan tabungan dan investasi. Dengan melihat hasil nyata dari usaha yang kamu lakukan, kamu akan semakin termotivasi untuk tetap berada di jalur yang benar.


Jangan Termakan FOMO!

Menghindari FOMO dalam keuangan bukan berarti mengorbankan semua kesenangan hidup. Kuncinya adalah menemukan keseimbangan antara menikmati pengalaman hidup dan tetap bertanggung jawab secara finansial. Kamu bisa menerapkan strategi seperti menetapkan tujuan keuangan, mengelola anggaran, dan membatasi pengaruh media sosial sehingga kamu dapat menjaga stabilitas finansial sambil tetap menikmati momen-momen berharga. Jangan lupa, gunakan Kartu Kredit Nex card untuk mempermudah transaksi dengan fitur yang aman dan praktis, membantu kamu tetap terkendali di tengah godaan gaya hidup modern.



nex card

Comments


Punya pertanyaan lain yang belum terjawab?

Hubungi kami melalui WhatsApp di +6282258011386 atau melalui e-mail kami di cs@nexapp.co

PT. Nex Teknologi Digital © 2025 PT Nex Teknologi Digital.
 All rights reserved.

Nex App adalah Super App Finansial di bawah naungan PT Nex Teknologi Digital yang terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di bawah izin Inovasi Teknologi Sektor Kuangan.

 

Kartu kredit co-branding diterbitkan oleh bank penerbit yang terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan bekerjasama dengan PT Nex Teknologi Digital dan jaringan Mastercard/VISA.

 

Rekening tabungan Nex Account bermitra dengan PT Bank Sahabat Sampoerna (BSS) dan PT Bank Perkreditan Rakyat Xen (BPR Xen). Kedua bank terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), serta merupakan bank peserta penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Pendaftaran Nex Account saat ini tersedia melalui akses terbatas.

bottom of page