Sumber gambar: Freepik
Ketika kamu ingin mengajukan pinjaman, salah satu hal pertama yang harus dipertimbangkan adalah jenis kredit yang sesuai dengan prinsip keuanganmu. Ada dua pilihan utama yang mungkin muncul: kredit biasa dan kredit syariah.Â
Banyak orang yang mungkin bingung dengan perbedaan antara kedua jenis kredit ini. Padahal, memahami perbedaan ini bisa membantu kamu memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan, nilai, dan prinsip keuanganmu.
1. Prinsip Dasar
Perbedaan pertama antara kredit syariah dan kredit biasa terletak pada prinsip dasarnya. Kredit biasa umumnya beroperasi dengan sistem bunga. Ketika kamu meminjam uang, kamu diharuskan membayar pinjaman tersebut ditambah bunga yang dihitung dari jumlah pinjaman.Â
Sebaliknya, kredit syariah didasarkan pada prinsip-prinsip hukum Islam, yang melarang riba (bunga). Kredit syariah biasanya menggunakan skema bagi hasil, di mana bank dan nasabah berbagi keuntungan berdasarkan kesepakatan.
Sebagai contoh, dalam kredit syariah, bank akan membeli barang atau properti yang kamu inginkan dan kemudian menjualnya kembali kepadamu dengan keuntungan yang telah disepakati. Dengan cara ini, tidak ada unsur bunga yang dibebankan.
2. Akad (Perjanjian)
Dalam pinjaman syariah, setiap transaksi harus didasarkan pada akad atau perjanjian yang sesuai dengan hukum Islam. Akad ini memastikan bahwa kedua belah pihak, yaitu bank dan nasabah, sepakat mengenai nilai transaksi, keuntungan, dan waktu pembayaran.Â
Salah satu akad yang populer dalam kredit syariah adalah akad murabahah, di mana bank membeli barang dan menjualnya kembali kepada nasabah dengan tambahan margin keuntungan.
Di sisi lain, kredit biasa tidak memiliki akad berbasis agama. Perjanjiannya didasarkan pada hukum positif yang berlaku dan biasanya mengharuskan nasabah untuk membayar pinjaman beserta bunga sesuai perjanjian kredit.
3. Transparansi Biaya
Kredit syariah cenderung menawarkan transparansi yang lebih tinggi terkait biaya. Dalam sistem syariah, keuntungan yang diambil bank sudah disepakati di awal dan tidak ada biaya tersembunyi yang dapat muncul di tengah-tengah proses pembayaran. Ini membuat nasabah lebih nyaman dan merasa aman karena mereka tahu persis berapa yang harus dibayarkan setiap bulan.
Sebaliknya, dalam kredit biasa, suku bunga bisa berubah-ubah tergantung pada kondisi ekonomi atau kebijakan bank. Hal ini bisa membuat pembayaran bulanan menjadi lebih besar dari yang diharapkan, terutama jika suku bunga meningkat.
4. Risiko
Kredit syariah, dengan prinsip bagi hasilnya, memungkinkan adanya pembagian risiko antara bank dan nasabah. Misalnya, dalam skema mudharabah (kerja sama usaha), jika usaha yang didanai dengan pinjaman mengalami kerugian, maka bank akan turut menanggung risiko tersebut.Â
Ini berbeda dengan kredit biasa, di mana nasabah bertanggung jawab penuh atas pembayaran utang beserta bunganya, tanpa memandang keberhasilan atau kegagalan usaha.
5. Penggunaan Dana
Dalam kredit syariah, penggunaan dana juga dibatasi sesuai dengan prinsip syariah. Artinya, dana yang dipinjam tidak boleh digunakan untuk aktivitas yang dilarang dalam Islam, seperti perjudian atau bisnis yang menjual produk haram.Â
Kredit biasa tidak memiliki pembatasan ini, sehingga dana bisa digunakan untuk keperluan apapun sesuai dengan ketentuan yang disepakati oleh nasabah dan bank.
Nex Card: Solusi Keuangan yang Fleksibel
Jika kamu sedang mempertimbangkan pinjaman yang fleksibel dan praktis, Nex Card menawarkan produk kredit yang bisa diandalkan. Dengan Nex Card, kamu bisa mendapatkan akses ke fasilitas kredit dengan bunga kompetitif serta transparansi biaya yang jelas.Â
Meskipun tidak berbasis syariah, Nex Card tetap memastikan bahwa kamu mendapatkan layanan terbaik yang sesuai dengan kebutuhan keuanganmu.
Selain itu, kamu juga bisa membuka Nex Account sebagai pilihan tabungan yang memberikan fleksibilitas dan keamanan dalam mengelola keuangan. Nex Account memberikan banyak fitur menarik yang bisa memudahkan kamu dalam menabung dan mengakses layanan perbankan digital kapan saja.
Jadi, baik kamu memilih kredit syariah atau kredit biasa, penting untuk mempertimbangkan kebutuhan dan nilai pribadi sebelum membuat keputusan. Dengan memahami perbedaan antara keduanya, kamu bisa memilih produk kredit yang paling sesuai dengan situasi keuanganmu.Â
Comments